BIOTA AIR
1.
Bioma Air Tawar
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Secara fisik dan biologis bioma air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Sepanjang evolusi di dalam keturunan organisme ( bentuk kehidupan ) laut yang mengalami perpindahan ke air tawar, ada beberapa yang beradaptasi ke ligkungan air payau, yaitu di muara sungai.
Air
tawar memiliki sifat salinitas (kadar garam) rendah. Bioma air tawar dibedakan
menjadi ekosistem lentik (yang airnya tenang), misalnya danau, kolam, rawa, dan
ekosistem lotik (yang airnya mengalir), misalnya sungai.
Tumbuhan
yang menghuni lingkungan perairan tawar ada yang berukuran besar
(makrohidrofita), ada yang berukuran kecil (mikrohidrofita), yaitu ganggang.
Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok.
Tumbuhan yang berukuran mikroskopis misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan
diatom. Sedangkan hewan yang hidup di perairan air tawarsebagian besar berupa
ikan perairan air tawar, contoh ordo bridae.
1
Ciri-ciri bioma Air Tawar
1. Variasi
temperatur atau suhu tidak mencolok
2. Kadar
garam atau salinitas rendah
3. Penetrasi
dari cahaya matahari kurang
4. Terpegaruh
oleh iklim dan cuaca alam
sekitar
5. Aliran
air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai
6. Secara
fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat
7. Tumbuhan
mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama.
Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi
organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi
Tumbuhan
Tumbuhan
yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan
akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang
hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan
atau isotonis.
Adaptasi
hewan
Bioma
air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Komunitas
yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan
terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat
dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
2 Pengelompokkan Organisme
Pada Bioma Air Tawar
1.
Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:
a.
Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri.
Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam
ekosistem air tawar.
b.
Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar.
Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah
atau sisa organisme lain.
2.
Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5
macam:
a.
Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton
(plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi
oleh arus air.
b.
Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c.
Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d.
Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e.
Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar,
batu-batuan) di perairan.
3.
Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:
a.
Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru,
golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger,
kiambang.
b.
Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan
lainnya.
c.
Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.
4.
Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 3 daerah,
yaitu:
a.
Daerah litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar
perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing
dan fitoplankton.
b.
Daerah limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari.
Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan nekton.
c.
Daerah profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar
matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi.
5.
Pembagian ekosistem air tawar berdasarkan aliran air
a.
Ekosistem air tawar Lotik : airnya berarus, berarti airnya senantiasa mengalir.
Contoh dari ekosistem air tawar lotik sering kita jumpai di sekitar kita.
Misalnya : Sungai, dan selokan.
b.
Ekosistem air tawar lentik : airnya tidak berarus, ini berarti airnya tidak
mengalir. Contohnya : Danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut.
2 Sungai
Sungai
merupakan contoh utama dari habitat air tawar yang mengalir. Sungai adalah
suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang. Berdasarkan alirannya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian;
hulu, peralihan, dan hilir.
2.1
Pembagian daerah aliran sungai:
1.
Hulu
Ciri-ciri
sungai yang berada di hulu yaitu, dangkal, banyak sekali batu-batu, sempit, dan
kadang terdapat air terjun.
2.
Peralihan
Ciri
daerah peralihan adalah agak dalam, batu-batu yang berada di sengai tidak
membahayakan, banyak jeram. Dengan ciri tersebut, daerah peralihan inilah yang
cocok untuk melakukan pengarungan.
3.
Hilir
Cirinya, kedalaman sungainya sangat dalam, lebar dan arusnya tenang.
Komposisi
komunitas hewan dan tumbuhan berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di
hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh
berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya
air tawar. Lingkungan sungai sangat berbeda antara hulu dan hilir. Suhu,
nutrien, aliran air dan kejernihan bervariasi pada lingkungan yang berbeda.
Bagian-bagian dari sungai adalah hulu dan hilir. Setiap sungai mengalir dari
mata air, kebanyakan berasal dari pegunungan, air mengalir deras dari daerah
yang lebih tinggi, bagian teratas dari sungai disebut hulu. Dibagian Hulu, air
mengalir dengan deras, apabila bagian tersebut terlalu tinggi, terjadilah apa
yang kita sebut air terjun, seperti di tawang mangu di Solo, Jawa Tengah. Air
yang jatuh tersebut mengalir ke sungai kedaerah sepanjang daerah hilir
sungai. Biasanya berupa tanah datar, sehingga air sungai mengalir dengan lambat.
Karena mengandung banyak air, sehingga di sepanjang tepian sungai banyak
tumbuhan dan binatang air. Beberapa jenis binatang ada di sungai, kebanyakan
mereka memakan tumbuhan air. Tetapi ada juga yang makan binatang kecil lainnya
yang sering berada di sekitar sungai.
2.2. Tumbuhan Sungai
Hampir semua golongan
tumbuhan terdapat pada sungai, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil),
tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau).
Tumbuhan sungai yang
sangat sering dijumpai contohnya Eceng Gondok, tanaman air yang sangat berguna
untuk membersihkan air dari logam berat yang bisa meracuni sungai dan danau.
Tanaman ini sesungguhnya berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang menyebar
luas kesemua daerah tropis dan sub-tropis diseluruh dunia.
2.3 Hewan sungai
Hampir semua filum
dari dunia hewan terdapat pada sungai, misalnya protozoa, spans, cacing,
molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu
hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan saja. Hewan yang selalu
hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam
rendah. Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air,
mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
a.
Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui
proses osmosis.
b.
Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
c.
Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan melalui
insang dan saluran pencernaan
Di danau terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat
ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.
Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di
danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di
dasar.
3.1 Pembagian daerah danau
Komunitas tumbuhan
dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah
ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Ttmbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar
dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air, contohnya enceng gondok
teratai.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk
jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis,
serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura
dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di
danau.
b. Daerah limnetik
Daerah
ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar
matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang
dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan
tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar
termasuk potifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton
dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar,
kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan
daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain
menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus
yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
Unsur
hayati laut yang hidup di kawasan ini biasanya sangat variatif, mulai dari
kelompok plankton, moluska, rumput laut hingga berbagai jenis ikan. Terumbu
karang sendiri adalah biota laut yang terbentuk dari endapan masif kalsium
karbonat yang dihasilkan oleh berbagai karang dan organisma-organisma lain.
Sebagai ekosistem hayati laut, terumbu karang merupakan eksosistem yang
kompleks dan produktif dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Masing-masing
memiliki bentuk dan warna yang beraneka ragam sehingga menjadi panorama alam
dasar laut yang indah. Selain itu dengan produktivitas organik yang tinggi,
terumbu karang berfungsi sebagai tempat mencari makan, pelindung fisik, tempat
tinggal, berpijah (bertelur) dan berkembangnya berbagai jenis biota laut.
Secara singkat unsur hayati laut yang tersebut dibagi atas:
Kelompok organisma jentik meliputi jenis: - Alga (gracilaria, gelidum, Hypnea, dan sebagainya).- Krustasea (kepiting, udang, udang karang, rajungan, rajungan batu, dan sebagainya).
Kelompok moluska (lola, trochus niloticus, kerang mutiara, turbo marmoratus, dan sebagainya).
Kelompok ekhinodermata (teripang, bulu babi, dan sebagainya.
Kelompok ikan meliputi jenis: Ikan ekor kuning, ikan pisang-pisang dan sejenisnya.
Berbagai jenis ikan hias. Selain terumbu karang, perairan laut dangkal terutama di dekat pantai ditemukan padang lamun (sea grass beds) dan rumput laut (sea weeds). Padang lamun adalah area yang dipenuhi lamun yakni sejenis tumbuhan berbunga yang terbenam di dalam air, sedang rumput laut adalah sejenis rumput-rumputan yang tumbuh di dalam air memiliki substrat keras dan kokoh sebagai tempat melekat.
Kelompok organisma jentik meliputi jenis: - Alga (gracilaria, gelidum, Hypnea, dan sebagainya).- Krustasea (kepiting, udang, udang karang, rajungan, rajungan batu, dan sebagainya).
Kelompok moluska (lola, trochus niloticus, kerang mutiara, turbo marmoratus, dan sebagainya).
Kelompok ekhinodermata (teripang, bulu babi, dan sebagainya.
Kelompok ikan meliputi jenis: Ikan ekor kuning, ikan pisang-pisang dan sejenisnya.
Berbagai jenis ikan hias. Selain terumbu karang, perairan laut dangkal terutama di dekat pantai ditemukan padang lamun (sea grass beds) dan rumput laut (sea weeds). Padang lamun adalah area yang dipenuhi lamun yakni sejenis tumbuhan berbunga yang terbenam di dalam air, sedang rumput laut adalah sejenis rumput-rumputan yang tumbuh di dalam air memiliki substrat keras dan kokoh sebagai tempat melekat.
Unsur
Biota Laut Dalam, yakni biota laut yang habitatnya jauh dari pantai, antara
lain:
Kelompok ikan:Jenis Ikan Pelagis yaitu ikan yang berenang bebas di perairan seperti cakalang, ikan layar, ikan terbang, tongkol, tuna dan sebagainya.
Jenis Ikan Demersal, yaitu ikan yang hidup di dasar laut, seperti kakap, kerapu, cucut, dan sebagainya.
Kelompok biota bukan ikan, seperti krustacea (berbagai jenis udang dan kepiting), moluska (berbagai jenis kerang, tiram dan sejenisnya), ekhinodermata (berbagai jenis teripang, binatang bulu babi, binatang bintang laut) dan berbagai jenis biota laut lainnya.Pencemaran Lingkungan LautSaat ini kelestarian hayati (biota) laut Indonesia menghadapi ancaman serius. Bahkan sebagian diantaranya telah mendekati kepunahan akibat pencemaran dan perusakan alam lingkungan laut. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, baik oleh masyarakat, pemerintah maupun lembaga-lembaga internasional, namun tetap tak mampu mencegah degradasi kualitas lingkungan perairan lain.Secara normatif “Perusakan Lingkungan” diartikan sebagai segala tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan, yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Sedangkan “Pencemaran Lingkungan” adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.Apabila pencemaran dan perusakan lingkungan tidak diatasi dengan sungguh-sungguh, maka dampaknya akan akumulatif sehingga membahayakan kelangsungan hayati laut, bahkan mengancam kehidupan manusia.
Kelompok ikan:Jenis Ikan Pelagis yaitu ikan yang berenang bebas di perairan seperti cakalang, ikan layar, ikan terbang, tongkol, tuna dan sebagainya.
Jenis Ikan Demersal, yaitu ikan yang hidup di dasar laut, seperti kakap, kerapu, cucut, dan sebagainya.
Kelompok biota bukan ikan, seperti krustacea (berbagai jenis udang dan kepiting), moluska (berbagai jenis kerang, tiram dan sejenisnya), ekhinodermata (berbagai jenis teripang, binatang bulu babi, binatang bintang laut) dan berbagai jenis biota laut lainnya.Pencemaran Lingkungan LautSaat ini kelestarian hayati (biota) laut Indonesia menghadapi ancaman serius. Bahkan sebagian diantaranya telah mendekati kepunahan akibat pencemaran dan perusakan alam lingkungan laut. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, baik oleh masyarakat, pemerintah maupun lembaga-lembaga internasional, namun tetap tak mampu mencegah degradasi kualitas lingkungan perairan lain.Secara normatif “Perusakan Lingkungan” diartikan sebagai segala tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan, yang mengakibatkan lingkungan itu kurang atau tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Sedangkan “Pencemaran Lingkungan” adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.Apabila pencemaran dan perusakan lingkungan tidak diatasi dengan sungguh-sungguh, maka dampaknya akan akumulatif sehingga membahayakan kelangsungan hayati laut, bahkan mengancam kehidupan manusia.
Kerusakan lingkungan perairan umumnya terjadi
karena ulah manusia, seperti akibat penangkapan ikan dengan bahan peledak yang
mengakibatkan rusaknya terumbu karang, penggunaan arus listrik atau bahan kimia
beracun, atau pemakaian alat tangkap yang dapat merusak habitat fauna dan flora
laut seperti jaring pukat harimau, dan sebagainya.Ancaman yang juga amat
berbahaya bagi kelestarian hayati laut adalah pencemaran laut yang berlangsung
terus menerus sepanjang waktu. Sumber benda atau zat pencemar (polutan) yang masuk
ke perairan laut umumnya berasal dari :Penggunaan bahan kimia dalam penangkapan
ikan, atau pengolahan hasil laut lainnya. Penangkapan ikan dengan menggunakan
sianida tidak hanya mengancam kelestarian biota laut, tetapi sekaligus
menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah. Begitu pula pencemaran yang
terjadi akibat akumulasi sisa-sisa mercuri yang menghancurkan biota tertentu,
bahkan membahayakan jiwa manusia. Biasanya kehancuran hayati laut ditandai
dengan berkurangnya ikan tertentu di suatu kawasan dan kemudian diikuti dengan
punahnya makhluk hidup lain di wilayah laut tersebut. Atau kepunahan semua
makhluk hidup terjadi serempak yang ditandai dengan banyaknya ikan serta biota
laut terapung mati di permukaan laut.
Tumpahan minyak/bahan kimia dari kapal-kapal
yang mengalami kecelakaan di laut, atau kapal yang tidak dilengkapi dengan
sistem pengolahan limbah yang memadai, atau kapal yang sengaja membuang limbah
ke laut. Beberapa hasil penelitian memaparkan bahwa pencemaran akibat limbah
dari kapal belakangan ini cenderung meningkat. Ini bisa terjadi karena sebagian
kapal tidak dilengkapi dengan sarana pengolahan limbah bahkan sengaja membuang
limbahnya ke laut. Sementara sistem pengawasan laut Indonesia sangat minim.
Berbeda dengan negara maju, Indonesia hingga kini belum memiliki alat
pendeteksi limbah pelayaran yang hasilnya bisa dijadikan dasar menyeret pelaku
pencemaran ke pengadilan.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat
terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi
materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam
dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun. Danau Oligotrofik mempunyai sifat air yang bening.
Jumlah nitrogen sedikit dan miskin dengan zat-zat organik, pH rendah senggah
miskin dengan plankton. Danau atau kolam oligotrofik kaya akan hewan dan
merupakan tempat perlindungan bagi ikan. Perairan seperti banyak terdapat di
Amerika Serikat.
b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal
dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal. Danau Eutrofik mempunyai keanekaragaman organisme yang tinggi. Tipe danau
ini umumnya dangkal, kaya akan fosfor, bahan organik dan plankton.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau
eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan
ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk
buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang
atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang
akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau
seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air
tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
Di Indonesia bagian barat ikan-ikan lebih didominasi
oleh kelompok catfish (jenis-jenis ikan lele dari Famili Siluridae),
jenis-jenis ikan karper dari Famili Cyprinidae dan jenis-jenis ikan sepat dari
Famili Labyrinthyci. Sedangkan di Indonesia bagian timur didominasi oleh kelompok
ikan gobi (jenis-jenis ikan gobius dari Famili Gobiidae). Sejarah geologi
Indonesia bagian barat dan timur misalnya di Sulawesi dapat dilihat jelas dari
distribusi ikan-ikan yang hidupnya terbatas di air tawar. Ikan-ikan perairan
Danau Matano, Towuti, Mahalona, dan Wawontoa merupakan ikan yang khas dan
endemik (Contoh: Glossogobius matanensis dan Paraterina).
3.2 Tumbuhan danau air tawar
1. Alga
Alga menyerupai tanaman umumnya berwarna hijau dan
melekat di bebatuan dan di dasar danau, yang masi terpapar cahaya matahari. Ada
juga yang menyerupai lumut namun berlendir sehingga menjadikan bebatuan di
danau licin. Contoh tumbuhan alga adalah lidah tiung.
Adapun jenis Alga yang lain seperti Ganggang biru
ditemukan di berbagai habitat. Ganggang biru dapat tumbuh cepat sehingga
menutup perairan. Keadaan ini disebut water bloom. Beberapa spesies yang
menyebabkan water bloom adalah Microcystis, Anabaena, dan bebrapa
lainya.
2. Enceng Gondok
Eceng Gondok, tanaman air yang sangat berguna untuk
membersihkan air dari logam berat yang bisa meracuni sungai dan danau. Tanaman
ini sesungguhnya berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang menyebar luas
kesemua daerah tropis dan sub-tropis diseluruh dunia
3. lumut
4. Teratai
5. Talas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar